PENDAHULUAN
Sebagai orang yang mengaku dekat dengan
alam, pengetahuan peta dan kompas serta cara penggunaannya mutlak dan harus
dimiliki. Perjalanan ke tempat-tempat yang jauh dan tidak dikenal akan lebih
mudah. Pengetahuan bernavigasi darat ini juga berguna bila suatu saat tenaga
kita diperlukan untuk usaha-usaha pencarian dan penyelamatan korban kecelakaan
atau tersesat di gunung dan hutan, dan juga untuk keperluan olahraga antara
lain lomba orienteering.
PENGERTIAN
NAVIGASI DARAT
Navigasi darat adalah suatu cara seseorang untuk
menentukan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau di peta,
dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang kompas dan peta serta teknik
penggunaannya haruslah dimiliki dan dipahami atau dengan kata lain navigasi
darat juga diartikan sebagai suatu cara dimana kita dapat menentukan suatu
tempat dan bayangan suatu medan dengan menggunakan alat Bantu seperti peta,
kompas, altimeter dan sebagainya.
PENGERTIAN PETA
Secara umum, Peta
adalah penggambaran dua dimensi(pada bidang datar) keseluruhan atau sebagian
dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala tertentu. Peta
sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya.Untuk
keperluan navigasi darat umumnya digunakan peta topografi.
MACAM-MACAM
PETA
PETA
PLANIMETRI
PETA
TOPOGRAFI
Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar. Peta
topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari
permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur
mewakili satu ketinggian. Walaupun peta topografi memetakan tiap interval
ketinggian tertentu, namun disertakan pula berbagai keterangan pula yang
akan membantu untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi
yang terpetakan tersebut.
HAL-HAL YANG PERLU KITA
PERHATIKAN DALAM MENGGUNAKAN PETA TOPOGRAFI
- Judul Peta
Judul peta ada dibagian
tengah atas. judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang
bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang berbeda
pula. Contoh : Semeru, Gn Palong, Gn. Saran, Gn. Biwa dll.
- Keterangan Pembuatan
Merupakan informasi mengenai pembuatan dan instansi
pembuat. Dicantumkan di bagian kiri bawah dari peta.
- Nomor Peta (Indeks Peta)
Adalah angka yang menunjukkan nomor peta.
Dicantumkan di bagian kanan atas.
- Pembagian Lembar Peta
Adalah penjelasan nomor-nomor peta lain yang
tergambar di sekitar peta yang digunakan, bertujuan untuk memudahkan
penggolongan peta bila memerlukan interpretasi suatu daerah yang lebih luas.
- Sistem Koordinat
Adalah perpotongan antara dua garis sumbu
koordinat. Macam koordinat adalah:
a. Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB
dan BT), yang berpotongan dengan garis lintang (LU dan LS) atau koordinat yang
penyebutannya menggunakan garis lintang dan bujur. Koordinatnya menggunakan
derajat, menit dan detik. Misal Co 120° 32' 12" BT 5° 17' 14" LS.
b. Koordinat Grid
Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan
ordinal (y) pada koordinat grid. Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran
jarak (meter), sebelah selatan ke utara dan barat ke timur dari titik acuan.
c. Koordinat Lokal
Untuk memudahkan membaca koordinat pada
peta yang tidak ada gridnya, dapat dibuat garis-garis faring seperti grid pada
peta.
Skala bilangan dari sistem koordinat
geografis dan grid terletak pada tepi peta. Kedua sistern koordinat ini adalah
sistem yang berlaku secara internasional. Namun dalam pembacaan sering membingungkan,
karenanya pembacaan koordinat dibuat sederhana atau tidak dibaca seluruhnya.
Misal:
72100 mE dibaca 21, 9° 9700 mN dibaca 97, dan lain-lain.
- Skala Peta
Adalah perbandingan jarak di peta dengan
jarak horisontal sebenarnya di medan atau lapangan. Rumus jarak datar dipeta
dapat di tuliskan
JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN
Penulisan skala peta biasanya ditulis
dengan angka non garis (grafis).
Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di
peta sama dengan 25 m di medan yang sebenarnya.
- Orientasi Arah Utara
Pada peta topografi terdapat tiga arah utara yang
harus diperhatikan sebelum menggunakan peta dan kompas, karena tiga arah utara
tersebut tidak berada pada satu garis.
Tiga arah utara tersebut adalah:
a.
Utara Sebenarnya (True North/US/TN) diberi
simbol * (bintang), yaitu utara yang melalui Kutub Utara di Selatan Bumi.
- Utara
Peta (Grid
Nortb/UP/GN) diberi simbol GN, yaitu Utara yang sejajar dengan garis jala
vertikal atau sumbu Y. Hanya ada di peta.
- Utara
Magnetis (Magnetic
North/UM) diberi simbol T (anak pariah separuh), yaitu Utara yang
ditunjukkan oleh jarum kompas. Utara magnetis selalu mengalami perubahan
tiap tahunnya (ke Barat atau ke Timur) dikarenakan oleh pengaruh rotasi
bumi. Hanya ada di medan.
Karena ketiga arah utara tersebut tidak berada pada
satu garis, maka akan terjadi penyimpangan-penyimpangan sudut, antara lain:
Penyimpangan sudut antara US - UP balk ke
Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Peta (IP) atau Konvergensi Merimion.
Yang menjadi patokan adalah Utara
Sebenarnya (US).
Penyimpangan sudut antara US - UM balk ke
Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Magnetis (IM) atau Deklinasi. Yanmg
menjadi patokan adalah l Utara sebenarnya ((IS).
Penyirnpangan sudut antara UP - UM balk ke
Barat maupun ke Timur, disebut Ikhtilaf Utara Peta-Utara Magnetis atau Deviasi.
Yang menjadi patokan adalah Utara Pela f71').
- Garis Kontur atau Garis
Ketinggian
Garis kontur adalah gambaran bentuk
permukaan bumi pada peta topografi.
Sifat-sifat garis kontur, yaitu:
a.
Garis kontur merupakan kurva tertutup sejajar
yang tidak akan memotong satu sama lain dan tidak akan bercabang.
- Garis
kontur yang di dalam selalu lebih tinggi dari yang di luar.
- Interval
kontur selalu merupakan kelipatan yang sama
- Indek
kontur dinyatakan dengan garis tebal.
- Semakin
rapat jarak antara garis kontur, berarti semakin terjal Jika garis kontur
bergerigi (seperti sisir) maka kemiringannya hampir atau sama dengan 90°.
- Pelana
(sadel) terletak antara dua garis kontur yang sama tingginya tetapi
terpisah satu sama lain. Pelana yang terdapat diantara dua gunung besar
dinamakan PASS.
- Titik Triangulasi
Selain dari garis-garis kontur dapat pula
diketahui tinggi suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian, yang
dinamakan titik triangulasi Titik Triangulasi adalah suatu titik atau
benda yang merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu
tempat dari permukaan laut. Macam-macam titik triangulasi :
a. Titik Primer, I'. 14 , titik ketinggian
gol.l, No. 14, tinggi 3120 mdpl. 3120
b. Titik Sekunder, S.45 , titik ketinggian
gol.II, No.45, tinggi 2340 rndpl. 2340
c. Titik Tersier, 7: 15 , titik ketinggian
gol.III No. 15, tinggi 975 mdpl 975
d. Titik Kuarter, Q.20 , titik ketinggian
gol.IV, No.20, tinggi 875 mdpl. 875
e. Titik Antara, TP.23 , titik ketinggian
Antara, No.23, tinggi 670 mdpl. 670
f. Titik Kedaster, K.131 , titik ketinggian
Kedaster, No.l 31, tg 1202 mdpl. 7202
g. Titik Kedaster Kuarter, K.Q 1212, titik
ketinggian Kedaster Kuarter, No. 1212, tinggi 1993 mdpl. 1993
10. Legenda Peta
Adalah informasi tambahan untuk memudahkan
interpretasi peta, berupa unsur yang dibuat oleh manusia maupun oleh alam.
Legenda peta yang penting
untuk dipahami antara lain:
a. Titik ketinggian
b. Jalan setapak
c. Garis batas wilayah
d. Jalan raya
e. Pemukiman
f. Air
g. Kuburan
h. Dan Lain-Lain
MEMAHAMI PETA TOPOGRAFI
A.
MEMBACA GARIS KONTUR
1. Punggungan Gunung
Punggungan gunung merupakan rangkaian garis
kontur berbentuk huruf U, dimana Ujung dari huruf U menunjukkan ternpat atau
daerah yang lebih pendek dari kontur di atasnya.
2. Lembah atau Sungai
Lembah atau sungai merupakan rangkaian
garis kontur yang berbentuk n (huruf V terbalik) dengan Ujung yang tajam.
3. Daerah landai datar dan terjal curam
Daerah datar/landai garis kontumya jarang
jarang, sedangkan daerah terjal/curam garis konturnya rapat.
B.
MENGHITUNG HARGA INTERVAL KONTUR
Pada peta skala 1 : 50.000 dicantumkan
interval konturnya 25 meter. Untuk mencari interval kontur berlaku rumus 1/2000
x skala peta. Tapi rumus ini tidak berlaku untuk semua peta, pada peta GUNUNG MERAPI/1408-244/JICA
TOKYO-1977/1:25.000, tertera dalam legenda peta interval konturnya 10 meter
sehingga berlaku rumus 1/2500 x skala peta. Jadi untuk penentuan interval
kontur belum ada rumus yang baku, namun dapat dicari dengan:
1. Carl dua titik ketinggian yang berbeda
atau berdekatan. Misal titik A dan B.
2. Hitung selisih ketinggiannya (antara A
dan B).
3. Hitung jumlah kontur antara A dan B.
4. Bagilah selisih ketinggian antara A - B
dengan jumlah kontur antara A - B, hasilnya adalah Interval Kontur.
C.
UTARA PETA
Setiap kali menghadapi peta topografi,
pertama-tama carilah arah utara peta tersebut. Selanjutnya lihat Judul Peta
(judul peta selalu berada pada bagian utara, bagian atas dari peta). Atau lihat
tulisan nama gunung atau desa di kolom peta, utara peta adalah bagian atas dari
tulisan tersebut.
D. MENGENAL TANDA MEDAN
Selain
tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta, untuk keperluan orientasi harus
juga digunakan bentuk-bentuk bentang alam yang mencolok di lapangan dan mudah
dikenal di peta, disebut Tanda Medan. Beberapa tanda medan yang dapat dibaca
pada peta sebelum berangkat ke lapangan, yaitu:
1.
Lembah antara dua puncak
2.
Lembah yang curam
3.
Persimpangan jalan atau Ujung desa
4.
Perpotongan sungai dengan jalan setapak
5.
Percabangan dan kelokan sungai, air terjun, dan lain-lain.
Untuk
daerah yang datar dapat digunakan-.
1.
Persimpangan jalan
2.
Percabangan sungai, jembatan, dan lain-lain.
E.
MENGGUNAKAN PETA
Pada perencanaan perjalanan dengan
menggunakan peta topografi, sudah
tentu titik awal dan titik akhir akan
diplot di peta. Sebelurn berjalan catatlah:
1. Koordinat titik awal (A)
2. Koordinat titik tujuan (B)
3. Sudut peta antara A - B
4. Tanda medan apa saja yang akan dijumpai
sepanjang lintasan A - B
5. Berapa panjang lintasan antara A - B dan
berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan lintasan A -B.
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan
suatu operasi adalah
+ Kita harus tahu titik awal keberangkatan
kita, balk di medan maupun di peta.
+ Gunakan tanda medan yang jelas balk di
medan dan di peta.
+ Gunakan kompas untuk melihat arah
perjalanan kita, apakah sudah sesuai dengan tanda medan yang kita gunakan
sebagai patokan, atau belum.
+ Perkirakan berapa jarak lintasan. Misal
medan datar 5 krn ditempuh selama 60 menit dan medan mendaki ditempuh selama 10
menit.
+ Lakukan orientasi dan resection, bila
keadaannya memungkinkan.
+ Perhatikan dan selalu waspada terhadap
adanya perubahan kondisi medan dan perubahan arah perjalanan. Misalnya dari
pnggungan curam menjadi punggungan landai, berpindah punggungan, menyeberangi
sungai, ujung lembah dan lain-lainnya.
+ Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat
dengan cara, pada peta dibuat lintasan dengan jalan membuat garis (skala
vertikal dan horisontal) yang disesuaikan dengan skala peta. Gambar garis
lintasan tersebut (pada peta) memperlihatkan kemiringan lintasan juga penampang
dan bentuk peta. Panjang lintasan diukur dengan mengalikannya dengan skala
peta, maka akan didapatkan panjang lintasan sebenarnya.
F.
MEMAHAMI CARA PLOTTING DI PETA
Plotting adalah menggambar atau membuat
titik, membuat garis dan tandatanda tertentu di peta. Plotting berguna bagi
kita dalam membaca peta. Misalnya Tim Bum berada pada koordinat titik A (3986 :
6360) + 1400 m dpl. SMC memerintahkan Tim Buni agar menuju koordinat titik T
(4020 : 6268) + 1301 mdpl. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
a. Plotting koordinat T di peta dengan
menggunakan konektor. Pembacaan dimuali dari sumbu X dulu, kemudian sumbu Y,
didapat (X:Y).
b. Plotting sudut peta dari A ke T, dengan
cara tank garis dari A ke T, kemudian dengan busur derajat/kompas orientasi
ukur besar sudut A - T dari titik A ke arah garis AT. Pembacaan sudut
menggunakan Sistem Azimuth (0" -360°) searah putaran jarum Jain. Sudut ini
berguna untuk mengorientasi arah dari A ke T.
c. Interprestasi peta untuk menentukan
lintasan yang efisien dari A menuju T. Interprestasi ini dapat berupa garis
lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti jalan setapak, sungai ataupun punggungan.
Harus dipaharni betul bentuk garis garis kontur.
Plotting lintasan dan memperkirakan waktu
tempuhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tempuh :
+ Kemiringan lereng + Panjang lintasan
+ Keadaan dan kondisi medan (misal hutan
lebat, semak berduri atau gurun pasir).
+ Keadaan cuaca rata-rata.
+ Waktu pelaksanaan (yaitu pagi slang atau
malam).
+ Kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yang
dibawa.
G.
MEMBACA KOORDINAT
Cara menyatakan koordinat ada dua cara,
yaitu:
1. Cara Koordinat Peta
Menentukan koordinat ini dilakukan diatas
peta dan bukan dilapangan. Penunjukkan koordinat ini menggunakan
a. Sistem Enam Angka Misal, koordinat titik
A (374;622), titik B (377;461) b. Cara Delapan Angka Misal, koordinat titik A
(3740;6225), titik B (3376;4614)
2. Cara Koordinat Geografis
Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan
adalah Jakarta yang dianggap 0 atau 106° 4$' 27,79". Sehingga di wilayah
Indonesia awal perhitungan adalah kota Jakarta. Bila di sebelah barat kota
Jakarta akan berlaku pengurangan dan sebaliknya. Sebagai patokan letak lintang
adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk koordinat geografis yang perlu
diperhatikan adalah petunjuk letak peta.
H. SUDUT PETA
Sudut peta dihitung dari utara peta ke arah
garis sasaran searah jarum jam.
Sistem pembacaan sudut dipakai Sistem
Azimuth (0° - 360°).
Sistem Azimuth adalah sistem yang menggunakan sudut-sudut mendatar yang besarnya dihitung atau diukur sesuai dengan arah jalannya jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara). Bertujuan untuk menentukan arah-arah di medan atau di peta serta untuk melakukan pengecekan arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut kompas tersebut adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan akhir perjalanan.
Sistem Azimuth adalah sistem yang menggunakan sudut-sudut mendatar yang besarnya dihitung atau diukur sesuai dengan arah jalannya jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara). Bertujuan untuk menentukan arah-arah di medan atau di peta serta untuk melakukan pengecekan arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut kompas tersebut adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan akhir perjalanan.
Sistem penghitungan sudut dibagi menjadi
dua, berdasar sudut kompasnya
AZIMUTH : SUDUT KOMPAS
BACK AZIMUTH :
Bila sudut kompas > 180° maka sudut
kompas dikurangi 180°.
Bila sudut kompas < 1800 maka sudut
kompas ditambah 180°.
I.
TEKNIK MEMBACA PETA
Prinsipnya .
" Menentukan posisi dari arah perjalanan
dengan membaca peta dan menggunakan teknik orientasi dan resection, bila
keadaan memungkinkan "
Titik Awal :
Kita harus tahu titik keberangkatan kita,
balk itu di peta maupun di lapangan. Plot titik tersebut di peta dan catat koordinatnya.
Tanda Medan :
Gunakan tanda medan yang jelas (punggungan
yang menerus, aliran sungai, tebing, dll) sebagai guide line atau pedoman arah
perjalanan. Kenali tanda medan tersebut dengan menginterpretasikan peta.
Arah Kompas :
Gunakan kompas untuk melihat arah
perjalanan kita. Apakah sesuai dengan arah punggungan atau sungai yang kita
susuri.
Taksir Jarak :
Dalam berjalan, usahakan selalu menaksir
jarak dan selalu memperhatikan arah perjalanan. Kita dapat melihat kearah
belakang dan melihat jumalah waktu yang kita pergunakan. Jarak dihitung dengan
skala peta sehingga kita memperoleh perkiraan jarak di peta. Perlu diingat,
bahwa taksiran kita itu tidak pasti.
+10' X 10' untuk peta 1 : 50.000
+ 20' X 20' untuk peta 1 : 100.000
Untuk peta ukuran 20' X 20' disebut juga
LBD, sehingga pada 20' pada garis sepanjang khatulistiwa (40.068 km) merupakan
paralel terpanjang.
40.068 km: (360° : 20') = 40.068 km: (360°
: 1/3) = 40.068 km: (360° X 3) 40.068 km : 1080 = 37,1 km
Jadi 20' pada garis sepanjang khatulistiwa
adalah 37,1 km. Jarak 37,1 km kalau digambarkan dalam peta skala 1 : 50.000
akan mempunyai jarak : 37,1 km = 3.710.000 cm. Sehingga dipeta : 3.710.000:
50.000 = 74,2 cm.
Akibatnya I LBD peta 20' x 20' skala 1 :
50.000 di sepanjang khatulistiwa berukuran 74,2 X 74,2 cm. Hal ini tidak
praktis dalam pemakaiannya.
3. Lembar Peta
Dikarenakan LBD tidak praktis pemakaiannya,
karena terlalu lebar. Maka tiap LBD dibagi menjadi 4 bagian dengan ukuran
masing-masing 10' X 10' atau 37,1 X 37,1 cm. Tiap-tiap bagian itu disebut
Lembar Peta atau Sheet, dan diberi huruf A, B, C, D. Jika skala peta tersebut 1
: 50.000, maka peta itu mempunyai ukuran 50.000 X 37,1 = 1.855.000 cm = 18,55
km (1ihat gambar).
4. Penomoran Lembar Peta
a. Meridian (garis bujur) yang melalui
Jakarta adalah 106° 48' 27,79" BT, dipakai sebagai meridian pokok untuk
penornoran peta topografi di Indonesia. Jakarta sebagai grs bujur 0
b. Panjang dari Barat ke Timur = 46° 20',
tetapi daerah yang dipetakan adalah mulai dari 12" sebelah barat meridian
Jakarta. Daerah yang tidak dipetakan adalah : 106° 48' 27,79" BT - (12° +
46° 20' BT) = 8' 27,79", daerah ini merupakan taut sehingga tidak penting
untuk pemetaan darat. Tetapi penomorannya tetap dibuat
Keterangan
+ Daerah pada petak A dituliskan sheet 1/I-A dan titik paling Utara dan paling Barat ada di Pulau Weh.
+ Daerah pada petak A dituliskan sheet 1/I-A dan titik paling Utara dan paling Barat ada di Pulau Weh.
+ Cara pemberian nomor adalah dari Barat ke
Timur dengn angka Arab (1,
2, 3, , 139). Dari Utara ke Selatan dengan
angka Romawi (I, II,
III LI).
+ LBD selau mempunyai angka Arab dan Romawi.
Contoh : LP No. 47[XLI atau SHEET No. 47/XLI.
+ Lembar peta selalu diben huruf, dan huruf
itu terpisah dari nomor LBDnya dengan gar's mendatar. Contoh: LP No. 47/XLI -
B.
c. Pada uraian diatas disebutkan bahwa
garis bujur 0° Jakarta selalu membagi dua buah LBD. Maka untuk lembar peta
lainnya selalu dapta dihitung berapa derajat atau menit letak lembar peta itu
dan' bujur 0° Jakarta
Contoh: Lernbar Peta No. 39/XL - A terletak
diantara garis 7" dan 70 10' LS serta 0° 40' dan 0° 50' Timur Jakarta. Kita
harus selalu menyebutkan Lembar Peta tersebut terletak di Barat atau Timur dan'
Jakarta.
d. Pada Lembar Peta skala 1 : 50.000,
LBD-nya dibagi menjadi 4 bagian. Tetapi untuk peta skala 1 : 25.000, 1 LBD-nya
dibagi menjadi 16 bagian dan diberi huruf a sampai q dengan menghilangkan huruf
j
e. Mencari batas Timur dan Selatan
suatu.Sheet atau Lembar Peta.
Contoh
+ Batas Timur dari bujur 0" Jakarta
adalah 47/3 X I = 15" 40' Timur Jakarta atau 15° 40' - 12° = 3° 40' BT
Jakarta (batas paling Timur Sheet B).
+ Batas Selatan dan 0° Khatulistiwa adalah
47/3 : 1 = 13" 40' atau 13° 40' 6" = 7° 40' LS. Karena terlatak pada
Lembar Peta B dalam 1 LBD, maka dikurangi 10'. Sehingga didapat : 7° 40' - 10'
= 7" 30' LS
f. Mencari nomor Lembar Peta atau Sheet. Batas Timur
Jakarta = 15" 40', sedang batas Selatan adalah 7" 30' LS. + Jumlah
LBD ke Timur = 15° 40' X 3 X 1 LBD = 47 LBD + Jumlah LBD ke Selatan 13"
40' X 3 x 1 LBD = 41 LBD (XLI)
g. Mencari suatu Posisi/Lokasi Contoh :
sebuah pesawat terbang jatuh pada koordinat.- 110° 28' BT dan 7° 30' LS. Cari
nomor Lembar Petanya Caranya adalah
+ 110° 28' - 94" 40' = 15" 48'
15° 48' X 3 = 47t' 24' (batas paling Timur)
+ 60 + 7" 30' = 13" 30'
130 30' X 3 = 40° 30' (batas paling
Selatan)
h. Perhitungan di Koordinat Geografis
+ CARA I
Luas dari I Sheet peta adalah 10' X 10',
seluas 18,55 km X 18,55 km pada peta 1 - 50.000. Sehingga di dapat (10 X 60 -
18,5 5) - 20 = 1,617,
dibulatken menjadi 1,62 (sebagai
konstanta). Misal peta yang digunakan peta Sheet No. 47/XLI - B
Triangulasi T. 932 terletak pada : 46 mm
dari Timur dan 16 mm dari Selatan.
1915
Posisi Sheet 47/XLI - B
1060 48` 27,79" + 30 40' = 110° 28'
27,79"
Dari Timur: 46 mm X 1,62 = 1' l4°52"
1100 28' 27,79" BT - 1' 14,52" =
110° 27' 13,27" BT
(dikurangi karena semakin mendekati ke
titik Jakarta).
Dari selatan : 16 mm X 1,62 = 25,92"
7° 30' LS - 25,92" = 7f' 29'
34,08" LS (dikurangi karena semakin mendekati equator).
Sehingga titik Triangulasi T. 932 terletak
pada koordinat: 110° 27' 13,27" BT dan 7° 29' 34,08" LS. 1915
Untuk penggunaan peta 1 : 25.000, cara
penghitungannya sama, hanya konstantanya diubah menjadi 0,81, yang didapat dari
:
{(5 X 60) : 18,55 1 : 20 = 0,808,
dibulatkan menjadi 0,81
Luas dari 1 Sheet peta skala 1 : 25.000
adalah 5' X 5'
+ CARA 11
Dari Timur : 46 mm = (46 : 37,1) X 60 = 1 '
14,39"
110° 28' 27,79" BT - 1' 14,39" =
11 Of' 27' 13,40" BT
Dari Selatan: 16 mm = (16 :37,1) X 60 =
25,87"
7° 30' LS - 25,87" = 7t' 29'
34,13" LS
Sehingga titik Triangulasi T. 932 terletak
pada koordinat : I I0'' 27' 13,40" BT dan 7° 29' 34,13" LS. 1915
Pada hasil perhitungan Cara I dan Cara II
terdapat selisih 0,13" untuk BT dan 0,05" untuk LS. Hal ini tidak
jadi masalah karena masih dalam batas toleransi dan koreksi, yaitu kurang dari
1,00".
Untuk penggunaan peta 5' X 5', 10' X 10'
dan 20' X 20' tetap menggunakan pembagi 37,1. Sebaliknya, Jika ada laporan
dengan koordinat gralicule, maka cara menentukan lokasinya pada peta adalah
(Contoh) "Satu unit SRU menempati sebuah lokasi dengan koordinat 110° 27'
13,27" BT dan 7° 29' 34,08" LS, tentukan lokasi SRU tersebut pada
peta Sheet No. 47/XLI - B" JAWAB : Posisi peta 47/XLI -B : 110° 28'
27,79" BT sehingga 110° 27, 13,27" BT 1 10 "27' 13,27 1'
14,52" - 74,52"
74,52" : 1,62 = 46 mm dari timur, dan
ukurlah dengan penggaris Batas Selatan : 7°30' sehingga didapat 7030' LS -7029'
34.08" = 25.92" 25,92" : 1,62 = 16 mm dari selatan dan ukurlah
dengan penggaris Titik perpotongan kedua garis tersebut adalah lokasi dari SRU
yang dimaksud, yaitu 46 mm dari sisi timur dan 16 mm dari sisi selatan berada
di sekitar Tnangulasi T.932
![]() |
RELIEF
Suatu penggambaran yang
diberikan tentang ketidakteraturan permukaan bumi secara vertical. Contohnya :
lembah, bukit dataran dsb.
JUDUL
PETA
Judul peta ada dibagian
tengah atas. judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang
bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang berbeda
pula. Contoh : Semeru, Gn Palong, Gn. Saran, Gn. Biwa dll.
NOMOR
PETA
Nomor peta biasanya dicantumkan diselah
kanan atas peta. Selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, nomor peta
juga berguna sebagai petunjuk jika kita memerlukan peta daerah lain disekitar
suatu daerah yang terpetakan. Biasanya di bagian bawah disertakan pula lembar
derajat yang mencantumkan nomor-nomor peta yang ada disekeliling peta tersebut.
c.
Koordinat Peta
Koordinat
adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan menggunakan
sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem
koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :
Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur
(bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap katulistiwa, dan garis
lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan katulistiwa.
Koodinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan detik.
2. Koordinat Grid
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik
dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah
Indonesia, titik acuan nol terdapat disebelah barat Jakarta (60 derajat LU, 68
derajat BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan
garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur.
Sistem koordinat mengenal penomoran dengan
6 angka, 8 angka dan 10 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 6
angka, untuk daerah yang lebih sempit digunakan penomoran 8 angka dan 10 angka
(biasanya 10 angka dihasilkan oleh GPS).
d.
Kontur
Kontur adalah garis khayal yang
menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari permukaan laut, sifat-sifat
garis kontur adalah :
Satu garis kontur mewakili satu ketinggian
tertentu.
Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi
garis kontur yang lebih tinggi.
Garis kontur tidak berpotongan dan tidak
bercabang.
Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala
peta.
Rangkaian garis kontur yang rapat
menandakan permukaan bumi yang curam/terjal, sebaliknya yang renggang
menandakan permukaan bumi yang landai.
Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf
"U" menandakan punggungan gunung.
Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf
"V" terbalik menandakan suatu lembah/jurang.
Skala
peta
Skala
peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di
lapangan. Ada dua macam cara penulisan skala, yaitu :
Skala
angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak dipeta = 25.000 cm (250 m) jarak
horizontal di medan sebenarnya.
Skala garis,
contoh: berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak
horizontal.
SKALA FRAKSI
SKALA FRAKSI
SKALA
VERBAL
SKALA
GRAFIS
INDEX
TO ADJOINING SHEET
EDISI
PETA
CONVERAGE
DIAGRAM
CULTURE
INDEKS
ADMINISTRASI
LEGENDA
Legenda
peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini memuat
simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut, yang penting diketahui :
triangulasi, jalan setapak, jalan raya, sungai, pemukiman, ladang, sawah, hutan
dan lainnya. Di Indonesia, peta yang umumnya digunakan adalah peta keluaran
Direktorat Geologi Bandung, kemudian peta dari Jawatan Topologi, atau yang
sering disebut peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan
rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000
dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran
Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru,
dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5m). Peta
keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.
g. Tahun Peta
Peta
topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut, semakin
baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan semakin akurat.
h. Arah Peta
Yang
perlu diperhatikan adalah arah Utara
Peta. Cara paling mudah adalah dengan memperhatikan arah huruf-huruf
tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan adalah Arah Utara Peta.Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat
petunjuk arah utara yaitu :

1.
Utara sebenarnya/True North : yaitu utara yang mengarah pada kutub utara bumi.
2.
Utara Magnetis/Magnetic North : yaitu utara yang ditunjuk oleh jarum magnetis
kompas, dan letaknya tidak tepat di kutub utara bumi.
3.
Utara Peta/Map North : yaitu arah utara yang terdapat pada peta.
Kutub
utara magnetis bumi letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi. Karena
pengaruh rotasi bumi, letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu, untuk keperluan yang menuntut ketelitian perlu
dipertimbambangkan adanya iktilaf(deklinasi) peta, iktilaf magnetis, iktilaf
peta magnetis, dan variasi magnetis.
Deklinasi Peta:
adalah beda sudut antara sebenarnya dengan
utara peta. Ini terjadi karena perataan jarak paralel garis bujur peta bumi
menjadi garis koordinat vertikal yang digambarkan pada peta.
2. Deklinasi Magnetis:
Selisih beda sudut utara sebenarnya dengan
utara magnetis
3. Deklinasi Peta magnetis:
Selisih besarnya sudut utara
peta dengan utara magnetis bumi.
4. variasi Magnetis:
perubahan/pergeseran
letak kutub magnetis bumi pertahun.
PETA
TOPOGRAFI DALAM ORIENTASI MEDAN
SIFAT
KONTUR
INTERVAL
KONTUR
INDEKS
KONTUR
MENENTUKAN
KOORDINAT SUATU TEMPAT DALAM PETA TOPOGRAFI
KOMPAS
Kompas adalah alat penunjuk arah yang
digunakan untuk mengetahui arah utara magnetis. Karena sifat kemagnetannya,
jarum kompas akan menunjuk arah utara-selatan (jika tidak dipengaruhi oleh
adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet bumi). Tetapi perlu diingat bahwa
arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut adalah arah utara magnet bumi,
jadi bukan arah utara sebenarnya.
Secara fisik, kompas terdiri atas :
a) Badan, yaitu tempat komponen-komponen
kompas lainnya berada;
b) Jarum, selalu mengarah ke utara-selatan
bagaimanapun posisinya;
c) Skala penunjuk, menunjukkan derajat sistem
mata angin.
MACAM-MACAM
KOMPAS
KOMPAS
SILVA (baseplate atau kompas protractor)
Kompas tipe ini ditemukan oleh Kjellstrom
bersaudara semasa perang dunia II dan terdiri atas sebuah rectangular
baseplate, yang ditandai dengan panah warna merah sepanjang axis, dan lingkaran
kompas ditandai derajat (hampir di seluruh dunia untuk lingkaran penuh adalahy
360 derajat , tetapi sebagian belahan eropa menggunakan 400 derajat). Tanda
dibagian dasar rumah kompas adalah sebuah panah dan sebuah garis paralel di
dalam panah tsb. tampilan tambahan mungkin termasuk lanyard untuk memasang
kompas di pinggang, garis skala untuk ukuran jarak peta sepanjang satu atau
lebih ujung dari baseplate, sebuah cermin untuk membaca peta secara detail, dan
lubang berbentuk lingkaran dan segitiga untuk menandai jalur orienteering
diatas peta.
Keistimewaannya adalah praktis, kuat dan ringan
Keistimewaannya adalah praktis, kuat dan ringan
ü
Kegunaannya
dapat berfungsi sebagai penggaris, busur dan transparan sehingga mudah untuk
plooting peta
ü Sering digunakan dalam operasi SAR serta
dalam kegiatan penjelajahan.
ü Di pertengahan tahun 1980 an, sebuah
organisasi orienteering top dari Swedia membuat terobosan untuk mengganti
kompas baseplate dengan mempertajam baseplate dan membuat lubang untuk memasang
kompas tsb di jempol. Kompas ini lalu dipasang di jempol tangan kiri,
diletakkan di atas kompas yang juga dipegang dengang tangan kiri pula.
Keuntungan dari sisitem ini adalah peta dan kompas selalu di baca dalam satu
unit, peta menjadi lebih mudah di baca dan cepat, ditambah satu tangan bebas
bergerak; kekurangan adalah sudut yang sangat akurat sesuai dengan sudut kompas
sangat sulit diambil.
KOMPAS
MILITER
KOMPAS
GEOLOGI
PENGUKURAN
ARAH DENGAN KOMPAS
Pemakaian
Kompas,kompas dipakai
dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan magnet bumi. Dalam
memakai kompas, perlu dijauhkan dari pengaruh benda-benda yang mengandung
logam, seperti pisau, golok, karabiner, jam tangan dan lainnya. Kehadiran
benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarum kompas sehingga ketepatannya akan berkurang.
Tipe-Tipe
Kompas
Kompas yang baik mempunyai cairan yang
terdapat di dalamnya; cairan tersebut mengatur gerakan dari jarum, sehingga
anda dapat menggunakan kompas dengan baik walaupun memegangnya kurang dengan
sempurna. Jangan membeli kompas yang murah tetapi tanpa cairan yang terdapat di
dalamnya. Jarum kompas diwarnai dalam dua warna. Jika kompas digenggam secara
benar (mendatar), ujung warna merah mengarah ke utara, dan putih mengarah ke
selatan
ORIENTASI MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN KOMPAS
DAN PETA
Menggunakan kompas untuk
membaca peta
Ini
adalah teknik yang sederhana, dan ini mungkin kegunaan kompas yang paling
penting :



Arah peta sekarang sudah sama dengan medan
yang sebenarnya. Ini membuat lebih mudah dibaca, seperti membaca tulisan akan
lebih mudah dari atas ke bawah
Mengambil
sudut
Setiap arah dapat dinyatakan sebagai sebuah
sudut dengan acuan arah utara. di dalam kemiliteran atau kepramukaan, ini
dinamakan sebuah "azimuth", dan sudut-sudutnya dinyatakan oleh angka
dengan satuan derajat. Orienteer mempunyai cara yang mudah, hanya mengatur
sudut pada kompas mereka dan menjaga jarum tetap dan tidak berubah, yang mana
akan membawa mereka ke arah yang di tuju. Cara mudah mengatur arah pada kompas
orienteering adalah :


ORIENTASI
MEDAN (DENGAN KOMPAS)
ORIENTASI
MEDAN (DENGAN PETA)
RESECTION
INTERSECTION
ORIENTASI
MEDAN DENGAN BANTUAN TANDA-TANDA ALAM
PENUTUP